The Forgotten Memories part 1

The Forgotten Memories

Romance & Marriage Life | Characters : Choi Siwon, Tiffany Hwang, Lee Donghae, Jessica Jung |

Ingatan terakhirku adalah ketika aku bertunangan dengannya, bukan menikah denganmu, Choi Siwon

*****

Tiffany menggebrak meja. “Jadi kau pikir semua ini salahku?”

“Tentu saja! Tak bisa kau lihat, aku bekerja seharian untukmu. Apa balasannya?” Siwon melempar amplop coklat ke arah Tiffany, “Foto-fotomu dengan pria lain? Kau sangat memalukan,”

Dibukanya amplop itu. Terdapat beberapa lembar foto pria dan wanita yang tentunya itu dirinya. Dimasukkannya lagi foto-foto itu. Untuk apa dia takut? Tiffany tidak merasa bersalah, karena tahu betul apa yang dia lakukan. Dengan cepat dia membela diri, “Sudah kukatakan, aku dan dia hanyalah teman lama. Aku menemaninya mencari cincin pertunangannya kemarin. Lalu makan malam. Apa itu salah?”

“Ya, itu sangat salah! Karena kau tidak meminta izin padaku terlebih dahulu,” tandas Siwon keras.

“Apa kau tahu, momen yang kau anggap benar ini terpampang di media cetak dan aku dianggap sebagai pria yang tidak becus mengurusi istrinya. Mau ditaruh dimana mukaku?”

“Kau memang tidak becus mengurusiku. Yang ada di otakmu hanyalah perusahaan dan klien. Mana pernah kau memikirkan tentang keadaan keluarga kita. Lagipula, ini hanya masalah kecil. Untuk apa kau perbesar dan menjadi tidak penting seperti ini?” balas Tiffany dengan nada tegas.

Mata Siwon semakin membesar mendengar kalimat terakhir yang dikeluarkan wanita dihadapannya itu, “Tidak penting katamu? Shit!”

Tak mau suasana menegang lebih dari ini–karena takut dia akan lepas kendali–Siwon memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, diikuti oleh istrinya. Dilepasnya kasar jas dan dasi warna biru, membuangnya ke sembarang tempat. Dia sedang membuka beberapa kancing kemejanya ketika Tiffany mengatakan, “Tak bisakah sekali saja kau memperhatikanku?”

Suara lirih itu bahkan tidak mampu meredam emosi Siwon yang masih memuncak. Dia berbalik dan kembali membentak, “Apa kau masih butuh perhatianku, huh? Bukankah kau sudah mendapatkan begitu banyak perhatian dari teman lelakimu? Pergi saja sana dengan cinta lamamu!”

Mulut Tiffany menganga. Siwon dapat melihat, bahwa wanita didepannya itu benar-benar merasa sakit. Sesaat dia menyesali apa yang baru saja dikatakannya.

“Miyoung-ah..”

“Cukup!” sergah Tiffany keras. Matanya sudah berair. “Aku muak dengan semua ini! Selama ini aku bisa menerima jika kau sering melontarkan kalimat pedas tentang hubunganku dengan Donghae dulu. Aku mengerti jika kau sering kesal melihatku dengan teman-teman priaku. Aku bisa paham jika kau cemburu akan kedekatanku dengannya. Tapi yang kali ini aku sudah tidak bisa menerimanya. Cemburumu ini benar-benar kelewat batas, Siwon,”

Langkah perempuan berambut hitam itu pergi keluar kamar. Mengambil dompet, handphone, serta kunci mobilnya yang ada diatas meja makan. Kemudian berjalan cepat menuju pintu depan rumahnya.

“Mau kemana kau?” tanya Siwon dari depan pintu.

“Bersama Donghae, seperti yang kau inginkan,”

BRAK!

Pintu mobil Tiffany tertutup begitu keras. Siwon berulang kali berteriak memanggil nama perempuan itu. Namun sayang, telinga Tiffany seperti sudah tertutup akan tekadnya. Dijalankan mobilnya itu menjauh dari kediamannya.

Penyesalan memang selalu datang diakhir. Siwon melangkah lemas kedalam rumah. Benar kata Tiffany, cemburunya kali ini benar-benar berlebihan. Sangat berlebihan. Otaknya baru teringat bahwa malam sebelum kejadian yang ada didalam foto, Tiffany sudah berusaha meminta izin padanya. Namun dia abaikan karena meeting dengan klien besar perusahaan. Kalau dipikir-pikir, selama ini juga Tiffany tidak pernah berbuat yang aneh-aneh. Setiap akan pergi kemanapun pasti akan memohon izinnya terlebih dahulu. Dia akan memberitahukan kemana, dengan siapa, dan untuk apa dia pergi secara lengkap. Lalu kenapa hanya hal seperti ini dia permasalahkan begitu besar? Karena terpampang di media cetak? Kalau dia yakin bahwa Tiffany dan Donghae tidak melakukan apapun harusnya..

Ah! Itu dia. Yakin. Siwon tidak yakin akan kata-kata Tiffany. Dia lebih percaya dengan bualan basi yang dibuat wartawan ketimbang perkataan istrinya sendiri. Astaga, betapa bodohnya seorang Choi Siwon! Hanya karena cemburu melihat foto, dia sampai membentak Tiffany hingga membuat gadis itu menghilang entah kemana sekarang.

Sudah hampir dua jam. Belum ada kabar sama sekali untuknya mengenai Tiffany. Kemana gadis itu?

DRRRT! DRRRT!

Siwon melirik kearah handphonenya yang bergetar. Satu panggilan masuk dari.. Tiffany? Segera diangkatnya telepon tersebut.

“Yeoboseyo? Miyoung-ah?”

Ini bukan suara Tiffany. Dan suara ini seketika membuat jantung Siwon mencelos.

Tiffany kecelakaan!

*****

“Ini hasilnya,” kata Dokter.

Membuat Siwon mengubah posisi duduknya. Sikunya tertumpu diatas meja. Jari-jarinya terlipat menutup, digunakan dagu Siwon untuk bersandar. Dokter membaca sepintas hasil pemeriksaan lab milik Tiffany. Kemudian menaruhnya diatas meja.

“Bagaimana hasil check-lab istrinya saya, dokter?”

Pria berkacamata itupun berdeham sekali. Kembali mengambil hasil lab dihadapannya, membalikkan kertasnya berulang-ulang.

“Kami telah melakukan CT scan untuk mengetahui keadaan otaknya. Berdasarkan hasil pemeriksaannya, kami menemukan adanya pendarahan di otaknya istri anda,”

Dokter tersebut nampak mengambil napas sejenak, “Kami memilih untuk tidak melakukan pemanasan seperti yang kami lakukan biasanya pada korban gegar otak, karena ini berupa pendarahan bukan gumpalan. Akan lebih baik jika luka di otaknya pulih dengan sendirinya. Tapi akibat daripada itu..”

Siwon masih menunggu lanjutan dari perkataan dokter, “Akibat daripada itu, dia harus mengalami koma beberapa saat,”

Kembali dia harus merasakan, jantungnya mencelos untuk kedua kalinya.

*****

Ini sudah malam kelima.

Siwon masih tetap setia menunggu istrinya sadar. Eomma dan appa Tiffany saat mengetahui kecelakaan yang dialami anaknya, langsung mengambil penerbangan tujuan California-Seoul.

Kata dokter tadi siang, pendarahan di otak Tiffany berangsur-angsur membaik. Mungkin hanya menunggu beberapa saat untuk perempuan itu sadar dari komanya. Tetapi entah mengapa Siwon tidak begitu meyakininya.

Tangannya tertuju untuk mengelus kening Tiffany yang masih terbalut perban. Pikirannya berputar menuju kejadian seminggu yang lalu, dimana pertengkaran hebat terjadi diantara mereka. Dan juga harus mengakibatkan Tiffany dirawat seperti ini. Selama beberapa hari ini tidurnya tidak nyenyak. Setiap malam dia selalu teringat akan indahnya kehidupan rumah tangganya bersama Tiffany sebelum kejadian itu terjadi. Entahlah, Siwon tidak tahu harus bagaimana.

Tidak tahu angin apa yang menerpanya, kepala Siwon mendekat perlahan. Dibungkukkan badannya kearah wajah Tiffany. Tangannya kini memegang pipi istrinya yang begitu halus. Kecupan hangatpun menghampiri bibir Tiffany yang dingin. Lama. Tanpa disadari, sapuan halus itupun dibarengi dengan air mata Siwon yang lembut. Rasa sedih yang tidak dapat ditahannya, tumpah bersama rasa sayangnya.

Sekelebat memorinya bersama Tiffany muncul seperti putaran video alur mundur. Siwon yang masih menutup matanya, melepas ciuman hangatnya pada Tiffany. Dielusnya pelan puncak kepala gadis itu.

“Jangan terlalu lama jadi putri tidur, sayang,”

“Nggh.. nggh..”

Siwon terkejut mendengar lenguhan dari Tiffany. Segera ditekannya bel pemanggil dokter di tiang ranjang. Dia menggenggam keras tangan Tiffany dengan satu tangan. Sementara yang lain dia gunakan untuk mengelus puncak kepala istrinya.

Tak lama, dokter datang dengan membawa peralatannya untuk memeriksa keadaan Tiffany. Saat itu Siwon memilih mundur. Membiarkan pria berjas putih itu mengecek kondisi istrinya dengan benar. Dia mengambil handphonenya. Menekan nomor di layar sentuh handphonenya. Menelpon kedua orang tua Tiffany untuk memberitahukan bahwa anaknya sudah sadar. Dia berharap, berita baik akan diterimanya setelah pemeriksaan.

“Dimana aku?” tanya Tiffany lemah.

“Kau ada di rumah sakit, Tiffany. Seminggu yang lalu kau mengalami kecelakaan mobil dan koma. Tapi semuanya baik-baik saja,” jelas dokter.

Orang tua Tiffany telah kembali dari mencari makan malamnya. Anna–eomma Tiffany–segera berjalan mendekati anaknya.

“Are you alright, honey? Any something hurt?” tanya Anna sambil memeluk erat tubuh Tiffany.

“No, I think,”

Alex–appa Tiffany–juga makin mendekati tubuh Tiffany. Tangannya mengelus lembut kepala anak semata wayangnya itu.

“Kenapa kau masih disini, dok?”

Semua terkejut. Dokter yang menangani Tiffany baru saja keluar. Siapa yang dimaksud Tiffany?

“Kau,”

Telunjuk Tiffany menunjuk kearah Siwon. Membuat pria itu semakin terkejut. Bagaimana mungkin istrinya sendiri mengatakan bahwa dia dokternya? Naluri Siwon mengatakan bahwa dia harus berjalan mendekati istrinya. Berdiri disamping tempat tidurnya bersama Anna dan Alex.

“Honey, you remember me?” tanya eommanya khawatir. Takut anaknya melupakan dirinya. Wanita yang berumur hampir kepala 5 itu akan gila jika anak semata wayangnya ini tidak ingat dengan dirinya.

“Of course you are, you are my mom,” tangan Tiffany menggapai tangan Alex, “And dad.”

“Lalu kau tidak ingat dengannya?”

Mata Tiffany menatap Siwon menyelidik dari atas hingga ke bawah. Berusaha untuk mengingat, siapa pria tegap yang kini berdiri disamping appanya. “Who are you?”

Ini benar-benar mimpi buruk! Siwon benar-benar syok. Pertanyaan Tiffany barusan bagaikan mata pisau yang menghunus jantungnya. Tiffany tidak ingat dia?

“Aku suamimu, Miyoung-ah,” jawab Siwon pelan.

Yang terjadi selanjutnya adalah mata Tiffany menyipit sinis kearahnya. Raut tidak percaya itu hadir dengan di wajah cantiknya. Baru akan melayangkan protes, tanpa sengaja Tiffany melirik ke jari manis tangan kanannya. Terlingkar sebuah cincin berlian indah disana.

“Mom, apa aku sudah menikah?” tanya Tiffany memastikan. Eommanya tidak menjawab, hanya menganggukkan kepalanya pelan. Tatapan Tiffany berpindah ke appanya. Berharap ada jawaban yang pasti dari pria itu.

“Kalian sudah menikah tiga tahun yang lalu, sayang,”

“Mana mungkin?!” sentak Tiffany.

“Mana mungkin aku sudah menikah, sementara aku baru saja bertunangan,”

Siwon mengerutkan dahinya. Sejurus, dia paham. Dan sesak.

“Bertunangan? Dengan siapa, sayang?” tanya eomma keheranan.

“Aku bertunangan dengan Donghae oppa,”

Oh god! Jangan katakan mimpi buruk semalam benar-benar menjadi nyata!

*****

“Argh!”

Siwon meninju kearah tembok rumah sakit berulang kali. Berusaha mencari pelampiasan atas rasa kesalnya. Dia tahu selama ini sudah begitu banyak kesalahan yang diperbuatnya pada Tiffany. Terlalu sering dia membuat Tiffany kecewa dan menangis. Mungkinkah ini balasan dari Tuhan atas apa yang dia lakukan?

Akan meninju tembok kembali, tiba-tiba tangannya tertahan. Dia menoleh kebelakang. Menemukan pria separuh baya sedang menahan tangannya sekuat tenaga.

“Appa,”

“Hentikan, nak! Itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri,” ucap ayah Tiffany begitu hangat.

Perlahan Siwon menurunkan tangannya. Meregangkan jemarinya yang mengepal sedari tadi. Didudukannya tubuhnya diatas kursi tunggu didepan kamar inap Tiffany. Lelah menghampirinya setelah sekian kali membenturkan tangannya ke tembok.

“Gamsahamnida, appa,” kata Siwon saat Alex memberikan sebotol minuman isotonik padanya. Ditegaknya isi botol tersebut, menghilangkan rasa dahaga dalam dirinya. Napasnya mulai dinormalkan kembali karena tadi dia baru saja mengeluarkan seluruh emosinya.

“Aku tahu kau begitu kecewa melihat putriku tidak ingat dengan dirimu. Kami juga begitu, Siwon. Aku dan eomma Miyoung juga sangat terkejut melihat tadi dia memanggilmu dokter. Tapi percayalah, ini tidak akan lama, hanya sementara,”

“Tapi bagaimana jika dia benar-benar tidak mengingatku selamanya? Aku tidak bisa menerimanya, appa,” ucap Siwon lirih. Tangannya tergerak menutupi wajahnya.

Appa Tiffany memukul punggungnya pelan, “Kau harus percaya pada istrimu. Semua akan membaik,”

“Aku tidak bisa menerima jika..” lidahnya mendadak kelu, “Jika.. jika aku harus melihat istriku dengan Donghae-ssi, appa,”

Entah sejak kapan, air mata Siwon mengalir. Rasa sedihnya akan Tiffany yang melupakan dirinya bercampur dengan rasa takutnya akan kehilangan wanita yang dicintainya itu. Alex dapat melihat pancaran kedalaman hati Siwon untuk mencintai Tiffany. Dia merasa beruntung, putri semata wayangnya itu mendapatkan pria seperti Siwon.

“Just let anything flow, son. Let it go,”

*****

Siwon terpaksa bangun dari tidurnya. Dia merasa ada seseorang yang menepuk-nepuk pipinya. Saat matanya terbuka, dia melihat sosok Tiffany berdiri dihadapannya. Dibangunkan tubuhnya, duduk diatas sofa yang baru saja ditidurinya. Tiffany ikut duduk disampingnya. Rasa canggung seketika menghampiri keduanya. Mereka seperti dua orang yang tak saling mengenal yang sedang duduk bersama di halte untuk menunggu bus. Tanpa suara, hanya sunyi.

“Jadi, kau suamiku?” tanya Tiffany membuka percakapan.

“Ne,”

“Tapi yang aku ingat, aku memiliki tunangan dan namanya Donghae,”

“Kalian sudah lama berpisah, Miyoung-ah,”

Tiffany tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Namun apa dikata, Siwon harus jujur pada gadis itu. Mereka berdua sudah putus hampir 3 tahun lebih kan?

“Tidak, dia baru memberiku cincin seminggu yang lalu. But I’m sure the ring that he gave to me..” perempuan cantik itu menatap kearah jari manisnya, “Is not this one.”

Napas Siwon terhela. “That’s our wedding ring,”

Siwon dapat mendengar hembusan napas berat dari sampingnya. Diliriknya, Tiffany sedang menggaruk-garuk dahinya dengan telunjuk. Syok, kaget, tidak percaya, semua bercampur dalam wajah Tiffany. Bukan hanya Tiffany, dirinya juga begitu. Yeah, bahkan Siwon sendiri juga masih wondering bahwa istrinya tidak ingat siapa dirinya.

Tiba-tiba Tiffany berdiri. Mulai melangkah menjauhi sofa.

“Mau kemana?”

“Menghubungi Donghae oppa, aku harus bertemu dengannya,”

“Kau masih belum sembuh, Miyoung-ah,”

“Aku akan mengajaknya bertemu beberapa hari lagi. Aku harus tahu apa yang terjadi sebenarnya,” ucap Tiffany, sebelum meninggalkan Siwon.

*****

Alex begitu sedih melihat kejadian barusan. Sebenarnya sudah beberapa kali hal seperti ini terjadi. Tetapi kali ini yang paling parah yang pernah dilihat olehnya.

Siwon baru akan masuk ke kamar Tiffany dengan membawakan sarapan pagi. Dengan sabar, laki-laki itu membujuk putrinya agar mau makan. Namun ditolak mentah-mentah oleh Tiffany. Dia tahu, Siwon pria yang sangat gigih. Tidak hentinya dia meminta Tiffany agar mau disuapi makan olehnya. Apa yang Siwon dapat?

“Kenapa kau selalu mengganggu ketenangan hidupku sih? Apa kau tidak bosan menggangguku?”

Lontaran ini membuat semua yang ada didalam kamar inap Tiffany tersentak. Anna sudah menangis pilu, melihat anaknya berani membentak laki-laki yang telah menjadi menantunya itu. Begitu pula dengan Siwon. Dia memutuskan untuk berhenti membujuk Tiffany. Membawa serta makanan Tiffany keluar kamar.

“Kalau kau butuh apapun, kau bisa menghubungiku,”

“Tidak perlu, ada eomma dan appa disini,” jawab Tiffany ketus.

Appa hanya mampu menghela napas panjang melihatnya.

Tuhan, semoga Siwon memiliki kepribadian yang kuat selama keadaan Tiffany seperti ini.

*****

“Kami tidak dapat memastikannya, Siwon-ssi,” ujar dokter pelan.

“Tidak dapat memastikan bagaimana? Dokter sudah kukatakan, lakukan segala yang terbaik yang kau bisa. Berapapun mahalnya aku akan bayar,” Siwon benar-benar geram.

“Bukan begitu, tuan,” sela dokter, “Benturan yang terjadi di kepala itu menyebabkan pendarahan di otak Tiffany. Dan itu menyebabkan beberapa luka ingatan, dan penderita tidak akan sadar akan hal itu,”

“Apa?!” seru Siwon

“Kerusakan pada otak bukan seperti luka ketika jatuh yang bisa diberi obat. Dia membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakannya sendiri. Ini bukan lupa ingatan yang permanen sepertinya. Lebih baik anda tenang, tuan,”

“Tenang?! Istriku tidak ingat apapun tentang diriku, bahkan pernikahan kami. Bagaimana aku bisa tenang?!” gertak Siwon begitu kesal. Menunggu waktu? Berapa lama dia harus menunggu? Beberapa hari saja Tiffany melupakannya sudah hampir membuatnya gila. Wanita itu tidak mau disentuh olehnya sama sekali, menganggapnya seperti parasit aneh yang selalu menempel didekatnya, Siwon ingin menghentikan ini secepatnya.

Dokter tampak sedikit ragu, tapi akhirnya dia mengatakan, “Mungkin ada baiknya jika anda melakukan sesuatu, tuan,”

“Apa yang harus kulakukan? Aku lelah dengan semua ini,”

“Ini hanya ide saya. Mungkin anda bisa membantunya mengembalikan ingatannya dengan memutar kembali waktu,”

“Maksud anda?”

“Ya.. anda mengembalikan ingatannya setelah memori terakhir yang dia ingat,”

Dahi Siwon mengkerut, “Ingatan dia terakhir kali waktu itu saat dia tidak bersamaku, tapi bersama mantannya,”

*****

SRASH!

Air hangat mengucur dari shower kamar mandi Siwon. Tadi dia memutuskan meminta izin pada orang tua Tiffany untuk pulang terlebih dahulu. Seminggu lebih dia menghabiskan waktu di rumah sakit untuk menjaga Tiffany. Meninggalkan seluruh pekerjaan, klien, perusahaan, yang selama ini sangat dia elu-elukan. Demi Tiffany.

Penat bercampur lelah mendera setiap inci tubuhnya. Biar bagaimanapun, Siwon juga tetap manusia yang butuh istirahat. Daripada tumbang sekarang, lebih baik dia mundur untuk menjaga Tiffany hari ini. Toh selama ini dia tidak pernah tidur didalam kamar Tiffany, selalu di kursi tunggu luar.

Kalau begitu, biarkan dia mengembalikan memorinya bersama mantannya itu. Barangkali itu bisa membantu ingatannya agar segera pulih.

Kalimat itu berulang-ulang mengitari pikirannya. Membiarkan Tiffany bersama Donghae? Itu hal tergila dalam hidupnya. Okay, jangan pedulikan perkataan orang mengenai hal itu. Pelajaran penting yang harus dipegang Siwon saat ini. Tapi tetap saja dia tidak bisa. Walaupun Tiffany bersama Donghae, belum tentu juga ingatannya akan kembali bukan? Diluar itu, ada satu hal lain yang lebih merisaukan baginya. Hal yang lebih buruk yang bahkan tidak pernah ada bahkan dalam mimpi buruknya.

Dia takut kalau Tiffany.. akan kembali mencintai Donghae.

*****

“Welcome home, Miyoung!” sambut Siwon, saat Tiffany pertama kali membuka pintu rumahnya. Dibelakang, ada Alex yang sibuk membawa barang-barang.

Hari ini istrinya itu sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Karena keluarga Hwang tidak memiliki rumah yang layak untuk ditinggali Tiffany–mereka memiliki apartement mewah juga di Gangnam, tapi menurut mereka tetap tidak pantas–jadilah mereka tetap tinggal di rumah besar milik Siwon. Tiffany yang baru saja sampai, langsung menatap kearah orang tuanya.

“Mengapa kita tinggal disini, appa?”

Alex tersenyum, “Rumah Siwon sangat luas dan nyaman. Jika kita memaksa tinggal di apartement, appa takut itu akan mengganggu kesehatanmu. Lebih baik kita tinggal disini,”

Tiffany menghela napas. Dengan raut agak kesal dia masuk ke dalam rumah Siwon. Dilemparnya tas jinjingnya ke sofa. Sementara Siwon membantu appanya membawa barang-barang milik Tiffany dan eommanya.

“Dimana kamarku?”

“Hah?”

“Dimana kamarku?” tanya Tifannya ulang.

“A.. eh disana,” dengan terpaksa Siwon menunjuk kearah kamar utama di rumahnya. Kamar yang biasa dia pakai bersama Tiffany, dulu. Setidaknya sebelum kecelakaan itu terjadi. Dengan membawa beberapa barangnya, Tiffany melangkah memasuki kamar yang ditunjukkan oleh Siwon. Kemudian menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

“Tidak apa-apa?” ganti Anna yang bertanya.

“Apa?”

“Tiffany tidur disana, di kamar kalian. Kamu akan tidur dimana, nak?”

Siwon membalasnya dengan senyuman. “Ada banyak kamar disini, eomma. Aku bisa tidur dimana saja. Lagipula, kenyamanan Tiffany itu paling utama bagiku,”

“Ah ya, ayo eomma appa, kita ke kamar kalian,” ajak Siwon sambil membawakan barang-barang milik mertuanya itu.

*****

Di kamar, Siwon sibuk memikirkan apa yang akan dia lakukan untuk Tiffany keesokan harinya. Sesuatu yang dapat membantu gadis itu mengingat siapa dirinya. Tapi apa? Sebisa mungkin ini hal ini tidak harus melibatkan pihak ketiga.

Semua ini harus diurut terlebih dahulu. Tiffany lupa ingatan. Dia hanya memiliki memori sampai ketika Donghae mengajaknya bertunangan. Siwon berusaha mengingat hal apa yang dilakukan olehnya untuk Tiffany waktu itu. Berpikirlah.. Ah, dia ingat!

Ya, dia harus melakukan itu. Ini semua demi seseorang yang paling dicintainya, Hwang Miyoung.

TBC..

34 thoughts on “The Forgotten Memories part 1

  1. Keren bgus. . .
    Itu fany tdk pura2 lupa ingatan kan??
    Di tunggu klnjutan.a
    eh chingu d ffindo.wordpress.com lo’ g’ slah da ff tntang sifany judul.a siwon the boss super junior, bgus lho crita.a n yg cment juga bnxk d sna. Mungkin ff chingu yg sifany mau d krim k sna.
    Sbnar.a q jg reders d sna.hehehe

  2. ihh..kren cerita’y chingu,, kasian ea Won oppa d’gtuin ma Fany eon..
    pnasaran chingu.. lnjut ea.. 🙂

  3. ff ini berhasil menurunkn tingkat kegalauan ak yg nungguin part slajutny ff sifany di blog sebelah.kya nya keren.tiffany nya lupa ingatan.tpi ngapapa asal siwon nga temprament sma tiffany.
    *lanjut koment d part selanjutny soalnya bca ff ny marathon 😀

  4. SiFany SiFany SiFany……………………..
    aku harap siwon oppa sabarbuat ngadapin fany eunni…………………

  5. Suami seperti siwon emang pantes (?)
    Lanjut ke part 2…
    Eh mian, nemu wp ini entah bagaimana caranya hehehe, salam kenal ^^

  6. Yang sabar ya siwon appa
    pasti tiffany umma bakalan ingat lagi kok
    yang penting jangan sia-siain lagi ya tipani umma :))

  7. fany beneran hilang ingatan atau cuma pura-pura aja ?
    nahloh itu apa yang bakalan dilakuin siwon buar bantu balikin lagi ingatan.ny fany ?

Leave a reply to Nayy Cancel reply