Romantic Story Part 1

Romantic Story

Marriage Life, Romance & Sad | Short Story | Characters : Tiffany Hwang, Choi Siwon, Im Yoona, Michelle Hwang |

Lemme love you, till the end of time..

*****

Jumat, 6 Februari 2015

“Ah, ini dia!” seru Tiffany saat menemukan kotak obatnya, barang terakhir yang akan dimasukkannya kedalam koper. Sempat kebingungan akan ditaruhnya disebelah mana. Kelihatannya dua koper tersebut telah penuh terisi barang-barang lainnya. Dibongkarnya kembali pakaian-pakaiannya yang semula sudah tersusun rapi. Menggulung beberapa kaos dan pakaian dalam, berharap dapat menyisakan bagian untuk kotak bertuliskan ‘medicine’ tersebut.

Memang, pernikahannya dengan Siwon, pria pertama dan terakhir yang mampu menaklukan hatinya, sudah berjalan sekitar enam bulan yang lalu. Akan tetapi, keduanya belum sempat melakukan bulan madu berdua akibat kesibukan Siwon yang baru saja diangkat sebagai GM di perusahaan multinasional keluarganya.

Berulang kali pria itu meminta maaf kepada Tiffany atas pemenuhan kebahagiaan yang tertunda tersebut. Sebenarnya Tiffany tidak masalah tentang sesuatu yang disebut orang ‘honeymoon’ itu. Toh baginya, asalkan Siwon selalu menepati janji pernikahan mereka untuk saling menyayangi dan mencintai apa adanya, itu sudah cukup.

Namanya juga Choi Siwon, pria dewasa yang sangat menyukai perlakuan romantis. Walaupun sudah Tiffany berulang kali mengatakan bahwa dia baik-baik saja tanpa berbulan madu, Siwon tetap kukuh untuk mengajak Tiffany melakukannya. Alhasil, hampir selama dua bulan terakhir Siwon bekerja hingga larut malam, malah kadang sampai harus lembur di kantor, hanya demi mendapatkan tiga hari untuk cuti bulan madu mereka. Yah, walaupun statusnya sebagai seorang pimpinan, bukan berarti dapat bolos sesuka hati kan? Siwon sangat benci korupsi.

Yap! Apa yang kita tabur adalah apa yang akan kita tuai. Siwon berhasil mendapatkan cuti tanggal 9, 10 dan 11 Februari. Mungkin sebagian dari anda bertanya-tanya mengapa Siwon memilih tanggal tersebut. Satu-satunya alasan yang logis adalah karena pria bertubuh kekar itu ingin merayakan 10 Februari yang merupakan ulang tahunnya yang ke 28 sekaligus enam bulan umur perkawinannya bersama istrinya tersayang. Satu hari yang begitu istimewa bagi Siwon, pertama kalinya dia merayakan pertambahan umurnya dengan seorang wanita pendamping hidupnya.

Dalam hati, Tiffany sebenarnya juga agak penasaran tentang tempat bulan madu mereka. Ketika perempuan berambut indah sepunggung itu bertanya, maka jawaban Siwon adalah ‘nanti kau juga akan tahu’. Sudah. Tidak ada penjelasan apapun lagi. Maunya sih memaksa, tapi itu sangat bukan Tiffany. Wanita itu lebih memilih untuk diam dan menunggu kejutan yang akan diberikan oleh suaminya tersebut.

“Aku pulang,” kalimat pertama yang dikeluarkan oleh Siwon sembari membuka pintu kamar mereka. Laki-laki itu langsung berjalan memeluk tubuh Tiffany, tanpa mengganti setelan jasnya terlebih dahulu. Mengecup lembut kening istrinya, sebelum beranjak ke bibir merah nan ranumnya.

“Selamat datang, sayang,” ucap lembut Tiffany dengan senyuman yang sangat khas. Tangannya bergerak melonggarkan dasi merah yang masih terikat kencang di leher Siwon. Kemudian melepaskan dua kancing teratas dari kemeja suaminya.

Siwon mengaitkan kedua tangannya di pinggang ramping Tiffany. Tersenyum menatap wajah wanita cantik yang berdiri hanya beberapa senti dari tubuhnya. Menyadari bahwa Tiffany sedang menatapnya penuh selidik, dialihkan pandangannya ke seluruh sudut kamar mereka.

“Sepertinya ada yang sedang bersemangat untuk liburan,” ujar Siwon, saat melihat beberapa tumpukan pakaian yang ada diluar koper.

“Siapa yang mau liburan? Itu koper untuk minggat,”

Mata Siwon sekejab membulat besar, “Kau ingin pergi dariku?”

“Kelihatannya bagaimana?”

Laki-laki itu mengerutkan keningnya. Melirik, menyapu penglihatan ke seluruh bagian kamar mereka. “Tidak masalah jika kau sudah bosan denganku,”

“Ah jeongmal?” tanya Tiffany.

Siwon mendekatkan wajahnya ke telinga kanan wanita itu, kemudian berbisik, “Asal kau tahu saja, aku memiliki banyak simpanan yang tidak kau tahu.”

Tiffany terkikik.

“Simpananmu yang mana yang tidak kuketahui? Si laptop cantik, laporan keuangan seksi, atau fluktuasi saham si penggoda?”

Berganti Siwon yang tersenyum geli. Ditariknya pinggang Tiffany mendekati tubuhnya. Memeluk perempuan itu begitu erat, dan bahagia, “Aigoo.. merepotkan sekali memiliki istri sepertimu.”

Yang dipeluk membalas pelan, “Memiliki suami sepertimu juga merepotkan.”

Pria berkemeja putih itupun memberi jarak beberapa senti antara wajahnya dan istrinya. Menatap kedua bola mata Tiffany dengan tatapan penuh cinta. “Jangan bosan bosan mengurusi suamimu yang merepotkan ini ya!”

“Tidak akan,” sahut Tiffany sangat lembut.

*****

Minggu, 20 Oktober 2013

“Nah, perkenalkan! Ini Choi Siwon, pacarku,” ujar Yoona sambil meraih tangan seorang namja tampan yang berdiri disampingnya. Ini pertama kalinya gadis itu datang ke acara reuni SMA mereka dengan membawa pasangan.

“Tampan tidak?”

Disaat Taeyeon, Yuri, dan Jessica sibuk berbalasan cemoohan pada Yoona, gadis itu, Tiffany, tidak mengatakan sepatah katapun. Hanya memberikan seuntaian senyum lembut. Senyuman yang mampu membuat laki-laki berdiri tanpa kaki.

Tiffany tidak pernah berubah, kesimpulan paling dini yang dapat ia dapatkan saat bertemu dengan sahabatnya yang satu itu. Tiffany masih sama seperti Tiffany yang dikenalnya saat SMA. Bahkan perubahan tempat dan lingkungan selama lima tahun terakhir tidak memberikan perbedaan apapun pada perempuan paling tenang yang pernah dikenalnya itu. Dia tetap menjadi Tiffany yang sabar, Tiffany yang lembut, Tiffany yang penuh keanggunan.

Masih sangat diingat oleh Yoona, kejadian saat mereka duduk di kelas 12, dimana Tiffany harus menanggung semua kesalahan teman-temannya yang membolos keluar kelas. Ketika itu, Tiffany menjabat sebagai wakil, pengganti ketua kelas yang sedang sakit. Meskipun telah mengatakan pada teman sekelasnya yang lain agar tidak bermain diluar kelas, tetap saja tidak ada yang mendengarkannya dan lebih memilih untuk memenuhi lapangan basket atau kantin sekolah. Akhirnya, Tiffany terkena dampratan wali kelas mereka dan dikenai hukuman membersihkan kelas sendirian dan menulis 100 kalimat permohonan maaf di papan.

Sudah seperti itupun, Tiffany masih melakukannya dengan senyuman. Disapunya seluruh lantai kelas, membereskan rak-rak buku yang tidak karuan, kemudian masih harus menulis di papan. Tidak ada bantahan yang terdengar. Tidak ada gerutuan maupun luapan rasa kesal.

“Kau dimarahi wali kelas kemarin?” tanya Yoona keesokan harinya.

“Iya,” jawab Tiffany sambil menulis jadwal jurnal kelas mereka.

“Dihukum membersihkan kelas juga?”

“Kenapa kau masih menanyakannya?” potong Jessica kesal, “Tentu saja jawabannya iya.”

Yang lainnya hanya mampu menggelengkan kepala.

“Sebenarnya hatimu terbuat dari apa sih, Fany?” gerutu Taeyeon sembari menggelengkan kepala.

Yuri turut membenarkan, “Seharusnya kau sekarang marah. Yang bolos kan kami-kami, kenapa jadi kau yang terkena getahnya?”

Tiffany hanya menanggapi penuh kelunakan, “Kan memang aku yang salah. Aku tidak bisa mengajak kalian untuk tetap di kelas. Berarti aku gagal memimpin kalian.” Seperti itu.

Gadis itu juga sangat taat terhadap agama. Selalu datang tepat waktu saat hari kebaktian di gereja. Segala sesuatu yang akan dia lakukan tak pernah lupa untuk diawali dan diakhiri dengan doa. Dalam mengambil tindakan juga pasti yang pertama diingatnya adalah Tuhan. Bandingkan dengan Yoona yang datang ke gereja sewaktu bertengkar dengan pacar atau mau ujian, jelas tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Tiffany.

Sampai sekarang, Tiffany tetap gadis paling cantik dan paling lembut yang pernah Yoona kenal. Murid yang pintar. Sahabat yang setia. Pendengar yang baik. Dan sangat religius. Teman yang seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh gadis super ceria semodel Yoona. Keduanya berteman sejak pertama kali satu kelas saat kelas 8 sekolah menengah pertama hingga mereka lulus SMA. Bahkan keduanya masih sering bertukar curhatan–lebih tepatnya Yoona yang curhat–selama menimba ilmu di universitas seperti sekarang. Yoona berkuliah di Inha University fakultas bisnis manajemen, sementara Tiffany memilih menjadi mahasiswi fakultas kedokteran gigi di Incheon.

Satu lagi yang juga tidak berubah dari Tiffany dari dulu hingga sekarang. Pria. Dari awal Yoona berkenalan hingga akhirnya bersahabat akrab dengan Tiffany seperti sekarang, dia belum pernah mendengar sekalipun sahabatnya itu bercerita masalah lawan jenis. Tentu tidak hanya satu kumbang yang mendekati bunga seindah Tiffany. Mulai dari laki-laki culun berkacamata pantat botol hingga pria borjuis yang berdandan ala boyband sudah mencoba mendekatinya. Hasilnya? Nope!

“Tampan, kan?” paksa Yoona sembari menoel pinggang Tiffany.

“Siapa yang tampan?” tanya Tiffany tersenyum.

“Pacarkulah, siapa lagi?”

“Memangnya kenapa dengan pacarmu?”

“Tampan bukan?”

“Oh. Tampan,”

Oh Tuhan! Dengarkanlah betapa datarnya hamba-Mu itu menjawab pertanyaan soal pria. Membuat Yoona menggeleng-gelengkan kepala heran.

“Kau benar lahir dengan jenis kelamin yeoja kan?”

“Apa aku harus membuka bajuku sekarang?” balas Tiffany lalu menyesap air mineralnya.

“Tapi kau tidak pernah suka dengan namja,”

“Memangnya kalau suka harus mengiklankan di TV?”

Yoona mendesah, “Fany-ah, aku tau kalau kau adalah perempuan sempurna yang sangat alim, polos, dan religius. Tidak pernah lupa ke gereja dan selalu datang kebaktian. Pengetahuanku tentang agama memang tidak begitu dalam. Tapi percayalah, suka pada namja itu tidak dosa! Kalaupun kau berpacaran dengan namja, tidak akan membuatmu masuk neraka. Justru kalau kau menyukai sesama jenis, baru Tuhan marah denganmu.”

“Sudahlah,” sahut Taeyeon yang baru kembali dari mengambil buah, “Dunia Tiffany itu berbeda denganmu, Yoong-ah. Tiffany tinggal di negeri permadani yang indah, yang pacar hanyalah syarat ke seribu untuk membuat hidupnya bahagia. Tidak seperti kau yang berasal dari neraka dunia,”

“Aku tidak sebejat itu, bodoh!” hardik Yoona, melemparkan gumpalan tisu yang sedari tadi diremasnya.

Tiffany hanya tersenyum geli.

Entahlah. Sejauh mata memandang, terlihat bahwa tidak ada yang tahu seperti apa isi hati Tiffany sebenarnya.

*****

Bukan baru sekali ini Tiffany mendengar nama Siwon disebut-sebut oleh Yoona. Setidaknya setiap  mereka berada dalam sesi curhat, maka Yoona pasti akan tidak sengaja menyinggung nama pria itu. Tapi, Tiffany belum pernah melihat laki-laki itu sama sekali. Sampai hari ini.

Ketika mata keduanya saling bertemu, dimana Siwon sedang melambaikan tangan sambil berkata, “Annyeonghaseyo! Choi Siwon, pria tertampan di Inha University.” Saat itulah Tiffany merasakan ada yang tidak benar dari perasaannya. Seperti pertama kalinya dia ingin terlihat sempurna di mata seorang pria.

Ini tidak benar. Sadarlah, Fany!

Masalahnya, Siwon bukanlah tipikal laki-laki yang biasa dikenalnya. Perangaiannya sangat menarik. Visual wajahnya yang sangat menawan. Rahang kokoh dengan guratan wajah tegas, yang mampu menyangga tulang hidung tinggi itu. Badannya juga. Sangat tegap dan padat, dilengkapi dengan dada bidang dan postur atletis. Dapat dipastikan bahwa laki-laki ini sangat gemar berolahraga.

Bagian yang paling Tiffany suka dari Siwon adalah senyumannya. Ketika pria itu tersenyum, maka lesung pipinya akan terdorong begitu dalam. Seakan menarik semua otot-otot wajahnya tertarik keatas, sehingga terlihat seluruh bagian wajahnya tersenyum.

“Hei Yoona-ya, itu pacarmu sudah menunggu diluar! Cepat temui sebelum dia marah padamu,” kata Jessica mengingatkan.

“Siwon tidak akan marah. Dia pria yang kelewat sabar,” Yoona kemudian meneruskan obrolannya dengan beberapa teman laki-lakinya.

“Ya! Lihat saja nanti. Kalau Siwon cemburu, lalu meninggalkannya, baru tahu rasa,” sembur Yuri yang ditanggapi Yoona dengan tertawaan.

“Buat apa cemburu? Pacar bukan, gebetan bukan.”

Radar keanehan di kepala Tiffany langsung menyala. “Lho? Jadi Siwon bukan pacarmu?”

Yoona masih tertawa, “Kenapa? Kami terlihat serasi ya?”

Sementara yang bertanya masih menunggu jawaban serius atas pertanyaannya.

“Sepertinya aku dan Siwon lebih cocok masuk dunia akting daripada bisnis,” tambahnya.

“Kalian tidak benar-benar berpacaran?”

“Tentu saja tidak,” sergah Yoona, mencolek krim vanila dari roti Taeyeon, “Berpacaran dengan Siwon hanya akan menambah antis. Lebih baik kuhindari saja daripada pulang kuliah disekap di gudang.”

Tanpa ada yang menyadari, Tiffany baru saja menghela napas lega mendengarnya.

*****

Rabu, 23 Oktober 2013

“ANDWAEE!!”

“Ya!” Siwon menutup mulut Yoona, “Jangan berteriak! Kau tidak melihat semua orang memperhatikan kita?”

“Pokoknya tidak boleh!” seru Yoona saat sekapan mulutnya terlepas.

“Kenapa? Dia masih sendiri kan? Aku juga sendiri,”

“Kau punya banyak selir,”

“Hanya selingan,” Siwon mengibas-ngibaskan tangannya.

Yoona menyeruput vanilla latte-nya begitu kesal. Suasana siang hari ini yang agak terik, semakin panas saja dengan perkataan Siwon barusan. Bayangkan, dia baru saja mendengar bahwa target Siwon sekarang adalah TIFFANY?! Sahabatnya sendiri!

Well, kalau dipikir-pikir, sebenarnya cocok-cocok saja Siwon dengan Tiffany. Keduanya sama-sama single. Dari segi materi, baik visual maupun kekayaan, Siwon jelas idaman semua wanita manapun tanpa terkecuali. Yoona sangat paham kalau laki-laki ini selalu menjadi incaran wanita manapun di kampusnya. Otaknya yang encer–terbukti IP selalu diatas 3,3–juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuknya. Selain itu, laki-laki berbadan six pack yang mungkin akan naik tingkat jadi eight pack itupun juga sangat alim. Tidak pernah lupa sama Tuhan sekalipun, persis seperti Tiffany.

Tapi nenek reot salto jatuh mati hidup lagipun juga tahu, kalau Siwon itu adalah contoh laki-laki yang sangat mudah bosan dengan sesuatu yang kita sebut ‘wanita’. Siwon itu jika diibaratkan kumbang, maka dia adalah kumbang yang keinginannya menghisap madu tidak pernah habis. Habis dari bunga satu, pindah ke bunga lain. Begitu terus. Tak ada yang pernah diseriusi olehnya jika masalah perempuan. Tidak pernah ada kamus ‘fall in love’ atau ‘head over heels’ dalam hidup seorang Choi Siwon.

Kalau pendekatan dengan Siwon bisa lewat tiga bulan, berarti namanya mukjizat itu nyata. Karena kenyataannya, baru dua minggu saja, Siwon sudah mencicipi manisnya madu bunga lain.

Yoona sendiri juga tidak pernah tahu berapa jumlah perempuan yang pernah lewat dalam kehidupan Siwon. Baginya, menghitung banyaknya perempuan yang bergaul intim dengan Siwon sama saja dengan menghitung jumlah garam di laut. Hanya bikin dehidrasi. Pada dasarnya, Siwon memang tidak pernah jatuh cinta sama sekali kan?

‘Hah, percuma saja kau setiap hari beribadah, kalau di dunia kau tetap saja mempermainkan hati perempuan.’ Desahan itu akan selalu keluar dari mulutnya ketika mendapati Siwon gagal lagi bertahan dengan seorang wanita. Bantahannya pun juga selalu sama, ‘Ini yang kita sebut stabilitas. Lagipula, aku kan juga dalam rangka mencari the right one-ku.’

Bohong! Yoona sangat tahu kalau itu bohong. Siwon memang tidak pernah serius pada yeoja manapun yang pernah ia dekati.

“Ya! Kenapa kau diam saja?” tanya Siwon, menyadari keanehan sikap Yoona saat ini.

Gadis itu tetap menutup mulutnya. Tidak mengatakan sepatah katapun.

“Memangnya ada alasan khusus untukku tidak boleh menyukai Tiffany? Apa dia lesbian? Atau keturunan gumiho?”

“Ngaco!” lucut Yoona geram, “Jangan asal bicara!”

“Justru aku sedang serius bertanya padamu. Karena aku ingin mendekatinya, maka aku harus tahu dia seperti apa seluk-beluknya. Agar aku tidak salah langkah,”

Yoona mengernyit, “Kalau orang sepertimu, tidak akan bisa mendapatkan seseorang seperti Tiffany.”

“Kenapa? Memangnya wajahku kurang aristokrat?”

“Dia bukan wanita sembarangan, Siwon. Hanya orang-orang khusus yang mampu menyentuh hatinya.”

“Harus punya kemampuan merlin begitu ya?”

“Tidak lucu!” ujung kekesalan Yoona sudah mencapai ubun-ubun. Aish! Kenapa Siwon tidak mengerti juga sih?

“Sudah kukatakan, aku sedang serius ini,” bantah Siwon santai.

“Dengar,” Yoona mendekatkan wajahnya, persis 5 cm didepan wajah Siwon, “Tiffany adalah gadis super alim dan baik hati. Dia tidak akan cocok denganmu yang biasa mainan wanita tong sampah dunia. Dia tidak akan suka dengan pria sejenis dirimu!”

“Tidak peduli! Pokoknya aku suka pada Tiffany. Dan aku akan mengejarnya mati-matian sampai dapat. All’s is fair in love and war, right?”

Ketika itu juga Yoona menyadari, bahwa rasa tertarik yang baru saja diutarakan Siwon untuk Tiffany, bukanlah yang biasa dilihatnya pada perempuan manapun yang pernah dia kenal.

*****

Sabtu, 16 November 2013

TING! TONG!

Deringan bel rumah, menyadarkan Tiffany yang sedari tadi melamun di ruang tengah. Dibukanya dengan segera pintu depan rumahnya tersebut. Matanya menangkap sosok wanita cantik dengan pakaian ala sekretaris kantoran baru berdiri di teras.

“Eonnie,”

“Oh, Fany-ah. Kau sudah pulang? Tidak ada praktek hari ini?”

“Aku hanya buka praktek pagi saja eonnie kalau weekend,”

Michelle–nama wanita itu–tersenyum. Dilangkahkan kakinya masuk melewati ruang tamu, mengarah menuju kamar tidurnya. Betapa kagetnya ia melihat apa yang ada disekeliling meja makan.

“Kau habis mengadakan pesta lagi? Kenapa tidak mengajakku?”

“Aniyo,” sahut Tiffany membantah, “Ini hanya buah tangan.”

“Hanya buah tangan? Kali ini siapa? Dia seorang chef?”

“Sama seperti minggu lalu, eonnie. Dari temanku di Seoul.”

“Benar dia bukan pemilik restoran?”

“Bukan, bukan. Dia mahasiswa bisnis. Dia tidak tahu aku suka makanan apa,”

Sorot wajah Michelle tampak sangat terkejut, “Jadi dibelikan semua? Sinting!”

Bukan sinting, eonnie. Tapi eksenterik. Tiffany tersenyum menanggapi perkataan kakak perempuan kandungnya itu. memang, ini sudah minggu ketiga Siwon memenuhi seluruh bagian dapur rumahnya dengan makanan-makanan. Aneh kan? Harusnya kan kalau ingin bertemu bawa bunga begitu, ini malah bawa makanan.

“Bunga itu gampang layu. Percuma dong kuberikan padamu, hanya membuang-buang uang. Mendingan kubelikan makanan, sudah enak kenyang lagi,” ulas Siwon saat Tiffany menanyakan alasannya.

“Baru tiga minggu begini saja, aku sudah naik berat badan sekilo. Dua bulan lagi pasti aku sudah jadi guling,”

“Guling enak dipeluk, kan?”

BLUSH!

Rona merah memenuhi pipi Tiffany. Membuat Siwon terkekeh tanpa suara melihatnya.

“Kalau kau tidak mau aku membawa makanan terus, maka ada syarat yang harus kau penuhi,”

“Apa itu?”

Siwon menatap mata bening perempuan disampingnya itu, “Kau harus mau jalan denganku.”

*****

Senin, 23 Desember 2013

“Yoong-ah!!”

Yoona, yang merasa terpanggil, memutarkan badannya kebelakang menatap koridor utama kampusnya. Tampak Siwon sedang berlari dari kejauhan, menuju kearahnya. Ada dua rasa berbeda yang hadir pada diri Yoona saat melihat laki-laki itu mendekat. Rasa pertama, rasa bahagia karena Siwon datang kepadanya dengan senyuman yang begitu sumringah itu merupakan momen yang amat sangat langka. Selama ini, Siwon memang selalu menyapanya dengan tawa dan candaan khasnya. Tapi berbeda dengan yang ini.

Rasa yang kedua, adalah rasa yang dia sendiri tak dapat mendefinisikannya.

“Kau mau kemana?”

“Kafetaria.”

“Lho? Sudah mengambil angket makalahmu?”

Yoona mengangguk santai. “Barusan.”

“Baiklah kalau begitu. Ayo kita mengisi perut! Aku juga lapar,” Siwon melangkah bersemangat, meninggalkan Yoona yang masih berdiri menatap punggung pria tersebut.

*****

“Kau benar,” cetus Siwon tiba-tiba, “Tiffany itu bukan wanita sembarangan. Dia benar-benar berbeda dari yeoja-yeoja yang pernah kudekati.”

“Hm,” Yoona menghela napas berat. Dugaannya sangat tepat, tentang topik yang akan dibahas oleh Siwon. Tentu saja dia sudah bisa menebaknya. Hampir setiap minggu dalam dua bulan terakhir pembahasan laki-laki itu tak pernah jauh dari persoalan sahabatnya.

Siwon mengucapkan terima kasih kepada Lee ahjussi yang telah mengantar jus alpukatnya, sebelum mengatakan, “Kemarin kami keluar berdua,”

“Memangnya sejak kapan kalian keluar dengan satpam?”

Laki-laki itu terkikik geli. “Setidaknya kalau mau keluar dengan Tiffany harus punya exit permit dulu dari eonnienya. Dan kau tahu, izin itu harus kudapatkan dengan menunggu hampir satu jam untuk mendengarkan wejangan-wejangannya. Wih, kalau aku seorang penerbit, kujamin petuahnya itu sudah jadi setebal buku Harry Potter 750 halaman.”

“Michelle eonnie hanya tidak ingin dongsaengnya berada dalam jalan sesat sepertimu,”

“Hey, aku selalu datang ke gereja setiap minggunya,”

“Pasti habis ini topiknya berganti soal ketaatan umat,” gumam Yoona. Namun masih terlalu keras untuk tidak terdengar oleh Siwon.

Keduanya terdiam sesaat sembari menikmati pesanan mereka yang baru saja datang. Entah kenapa rasanya nafsu makan yang tadi dirasakan oleh Yoona, hilang begitu saja seiring kedatangan Siwon dengan berita bahagianya. Siwon sepertinya belum sadar akan perubahan air muka sahabatnya itu.

“Siwon,”

“Ne?”

“Apa kau serius dengan Tiffany?”

“Tentu saja. Mana mungkin aku berjuang sampai seperti ini jika aku tidak serius. Kau tahu kan belum pernah aku pendekatan dengan perempuan manapun sampai dua bulan lebih seperti sekarang,” jawab Siwon begitu tegas.

Yoona mengangguk paham.

“Lagipula,” tambahnya, “Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sekarang.”

Kalau saja yang berkata seperti itu adalah orang lain, mungkin Yoona akan mengejekinya ‘gombal’ atau ‘sok puitis’. Karena jaman sekarang memang kalimat seperti itu sangat lazim sekali dikatakan seorang laki-laki.

Masalahnya, yang mengatakan ini adalah Siwon, which is hampir tidak pernah bisa tahan dengan satu wanita lebih dari dua minggu. Sementara pendekatannya dengan Tiffany sekarang sudah berjalan dua bulan, dan belum ada kata resmi berpacaran sama sekali. Ini juga kali pertamanya dia melihat raut keseriusan dan keyakinan dalam mengungkapkan perasaan cinta yang amat dalam dari seorang Siwon.

Sebenarnya juga tidak ada yang salah disini. Salahkah jika ada seseorang yang benar-benar sedang jatuh cinta?

Siwon juga sekarang sedang melajang–hampir lima bulan ini hidupnya tanpa dikelilingi wanita. Dan bagusnya, dia memilih wanita yang sangat mulia untuk menjadi pacarnya. Salahnya.. wanita mulia itu adalah Tiffany Hwang!

Kenapa harus Tiffany?

Tapi juga tidak ada salahnya kalau orang itu adalah Tiffany. Toh selama ini, dia tidak pernah tahu gadis itu jatuh cinta pada seorang namja. Dan umur Tiffany juga tak lagi muda, sudah cukup matang untuk menikmati indahnya percintaan. Salahnya.. Tiffany itu adalah sahabatnya?

Kenapa harus kedua sahabatnya? Kenapa tidak––

Atau jangan-jangan.. Yoona sedang cemburu? Dia tidak rela Siwon menjadi milik Tiffany? Setelah lima menjelang enam tahun masa yang keduanya lewati bersama. Mulai menjadi teman akrab, lalu sahabat karib, kemudian digosipkan menjalin hubungan rahasia di kampus. Inikah akhir dari semua kebersamaan mereka?

Kenapa? Apa..

Tiba-tiba Yoona terkesiap. Dia menyadari sesuatu yang selama ini terselubung dalam dirinya. Yang tak pernah mencuat keluar dari perasaannya.

Dia juga mencintai Siwon!

*****

TBC..

Author’s note :

ini adalah fanfic pesanan dari readers yang namanya sifany shipper. well, berhubung aku juga suka Siwon oppa sama Tiffany eonnie, dapet ilham idenya cepet.  jwesonghamnida buat beberapa readers yang mungkin udah request fanfic ke aku dari lama, yang sampe sekarang belum kupenuhin juga. aku mulai memikirkan ide-ide buat fanfic kalian kok! *jadi selama ini gak inget gitu? =.=

length fanficnya agak melenceng nih, jadi short story 3 part, gapapa ya? -_- nanti tetep ada NC-nya kok. tapi mungkin kupassword. malu kalo dibaca semua orang :S

gamsahamnida buat readers yang udah bacaaa :DD

78 thoughts on “Romantic Story Part 1

  1. ahhh daebakk chinggu
    ee balik lagi choi minri disini
    lanjuttt dunk jangan diputus hiatus wkwkwk :))

    ff kamu selalu menunjukkan kesan intelek aku jdi enk bca.a cmungut!!

    • Haloooo choi min rii :)))
      Lanjutannya semoga bisa secepatnya yaah heheheh ^^v
      Waaah masa niih :p aku terbang loooh wkwkwkwk
      Terima kasih sudah mau meluangkan waktu baca postinganku 😀

    • Fanfic sifany lama ditinggal (?) Kyakyakyakyaaa
      Semoga cepet yaah eonnieee hehehe
      Saltarcume? Aw :3 hihihi
      Terima kasih sudah mau meluangkan waktu baca postinganku 😀

    • Part 2 alurnya gimana yaah *mikir*
      Hahaha deg deg an kayak mau ospek indoor *ciaciacia*paansih nii
      Aku juga sukaa :3
      Terima kasih sudah mau meluangkan waktu baca postinganku 😀

  2. hhuuuaaaaaaaa
    Ini juga bagus bagus :’)
    Cepetan yah di apdetnya
    What ada NC nya yaaa ampunn disegerahkan aja *eh hahahaha
    Maklum NC nya SiFany susah banget nyarinya *eh curhat =))

  3. Annyeong..q
    lupa pernah mampir atau enggak ke sini..soalnya terlalu banyak kesibukan*curcol*
    waaaah q suka sifany karena q sifany shipper..kekeke
    lanjutkan..
    Wah fany memang the best+siwon juga sama jadi saling melengkapi..
    Wah yoong suka ma siwon jg ternyata..aaah penasaran..

  4. Annyeong reader baru,, ^^
    Aku suka deh sma penulisannya, kya lgi baca novel,,
    kerasa beda banget ceritanya wlpun cinta segitiga dah bnyak..
    Jago deh thor… 🙂
    Lanjut part slanjutnya..

  5. Kyaaa… Sifany XD !!!! Daebak banget chingu XD aku paling suka nih kalo ff sifany yang married life ,pasti so sweet banget XD kyaaaaaaaaaa… Sifany jjang!!!!
    Eh, ada NCan.nya?? Kyaaa… Ditunggu ditunggu.. Jarang banget soalnya ff NC yang castnya Siwon sama Tiffany 😀 cant wait..!!!

  6. waah kece badai ni ff nya.apalagi castnya.
    kalo bole jujur di wp ini ff sifany nya bagus2 deh 🙂 *thumbs up*
    tapi kependekan thor. openingnya bagus
    lumayan bikin penasaran ni.ff ini bakalan fokus ke sifany ato ke cinta segi3 mereka ???
    buruan lanjut 😀 kalo bisa genre sad nya di hilangin dong thor *puppy eyes*

  7. Doh kocak romance gitu ya wks xD yonwon vs sifany gtu?fiuh tp untung sifany nya sudah bersatu*evilsmirk* xD chingu saltarcume nya lanjut duluan ya baru yang ini xp

  8. Daebakkk..*clapss!
    Kren,q ska bnget nih ma sifany couple…hahahaaa..author idenya mantebb niee,aq bacanya smpe ngakak soalnya ada selipan klimat” yg mnrut q lucu buat diucpin pas momen ntu…
    Dtnggu klnjutannya…hwaitingg!!!

  9. Daebak!
    Ah, Yoong eonni cinta ma Siwon oppa? Aigoo, mending Yoong eonni ma Kibum oppa aja, jgn ganggu SiFany 🙂
    Cerita’y bagus, bahasanya enak dibaca, pokok’y Bagus bnget! (y)

  10. Waaahh, panasaran banget sama kelanjutannya eon. Ppali ppali ayooo lanjutin ya, ini keren fic-nya. Udah lama aku gak baca sifany fanfic. I love them ❤

  11. annyeong aku reader baru disini baru baca ff yang ini aja salam kenal ya tapi aku amat sangat penasaran sama ff yang lain makanya aku gak bisa lama-lama buat disini hehehe tapi bener loh ini ff cerita.ny keren apalagi yang main ya bias aku ketambah alur.ny yang mundur semakin membuat aku penasaran sama cerita sebelumnya cepat dilanjut ya chingu 🙂

  12. aigoo.. sifany bener2 daebaakk!! authornya jg gk kalah hebat 😀 seneng deh liat sifany romantis terus 🙂
    ayo thor d lanjut, ada NC nya kah? ayo dipercepat thor.. :p *eh

  13. aigoo.. seneng deh liat sifany romantis kayak gini, sifany emg daebaakk!! authornya jg gk kalah hebat 😀
    ayo thor dilanjut, ada NC nya kah?? segera dipercepat thor 😛 *eh

  14. nemu jg ff sifany 🙂
    suka sm crtanya 😉
    smgha ajh yonna nya bnran cnta sm siwon nya , 😎
    author cr mnta PW nya ksh tau ne 🙂
    #siFany Jjang

  15. Kyyaaa !! uri sifanny bkin geretan aja tuhh .. ^.^
    d.next yya thorr ,, jebaall .. ~.~
    jgn lama* .. keep writing and fighting .. ^^

  16. Dilanjut yaa thor ff’nya keren bangett , tapi jangan lama” yaa abisnya penasarannn.. :)jangan dipassword dong thor ff’nya takut gabisa buka’nya hehe..

  17. Waah..
    Seru kayaknya nih cerita..
    Itu YoonA ternyata memendam perasaan ke Siwon?
    Lalu bagaimana kelanjutan hubungan SiFany?
    Please, YoonA jangan rusak persahabatanmu dengan Tiffany hanya karna Siwon.. .__.
    Ditunggu ya part selanjutnyya. 😀

  18. Daebakkkkk,, suka deh kalo baca ff yg manis2 gini.. bahasa penulisannya jga enak dibaca.. kerennn 🙂
    ff nya mau diprotect? cara buat dapet password nya gimana thor??

Leave a reply to dm Cancel reply